Musik menjadi penting bagi manusia, untuk apapun, bergantung masing- masing. Ada musik yang dibut uhkan unt uk obat . Ada musik yang dibut uhkan unt uk sandang pangan. Ada musik yang dibutuhkan untuk hiburan. Ada musik yang
dibutuhkan untuk belajar. Ada musik yang dibutuhkan untuk keilmuan. Dsb.
Musik untuk hiburan
Setelah melewati proses perekmbangan fungsi yang panjang mulai dari
musik sebagai sarana rit ual, pengobat an dan sebagainya maka yang paling dominan
pada dekade sekarang ini adalah musik sebagai hiburan. Musik diciptakan dimainkan
diekspresikan untuk dinikmati. Dengan musik orang ingin melapas lelah, dengan musik orang ingin menghilangkan kepenat an set elah sekian wakt u bekerja. Bahkan banyak orang membanagun ruang tersendiri untuk sekedar menikamti musik,
istilahnya tren memiliki home treater.
Seiring akan kebutuhan orang akan musik dan seiring pula dengan proses globalisasi muncul dan berkembang berbagai macam jenis musik dan berbagai macam cara menikmati musik. Khusus di Indonesia kita kenal berbagai aliran atau
genre musik.
Dimulai dari musik keroncong yang not a bene khas produk bangsa Indonesia
meski ada yang mengklaim sebagai adaptasi musik portugis. Beberapa pakar kroncong Indonesia kita kenal Mus Mulyadi, Heti Koes Endang yang sampai sekarang masih kit a kenal sebagai penyanyi jenis keroncong. Lagu keroncong lebih
sulit dinyanyikan dan dipelajari dibanding lagu pop.
Dengan alat musik akustik yaitu: gitar, cuk, cak, celo, violin, contra bas dan
terkadang tambah pikolo yang masing masing alat seolah-olah bermain sendiri
tetapi jadi satu kesatuan menjadikan keroncong memiliki beat tersendiri.
Musik keroncong ada yang berjenis langgam dan ada yang murni keroncong.
Langgam pada umumnya untuk lagu lagu keroncong yang mirip-mirip irama lagu
jawa ataupun adaptasi dari style jawa,dengan beat yang mungkin lebih mudah.
Jenis musik lain yang juga berkembang di Indonesia adalah musik dangdut .
Musik jenis ini sangat meluas dan merakyat. Hampir disetiap pelosok tanah air
tiadak ada yang tidak kienal Rhoma Irama dan Elvi Sukaesih.
Musik jenis ini pada awalnya memang lebih dominan ke irama melayu yang
pada saat itu dipelopori oleh Mashabi. Baru pada jaman Rhoma Irama muncul irama
melayu ini tergeser dengan istilah dangdut yang pada hakekatnya mirip irama
melayu tetapi lebih energik. Peran kendang style India menjadi dominan. Bahkan era
awal Rhoma Irama t erkesan menkolaborasi dangdut dengan warna musik rock Deep
Purple.
Sekarang musik dangdut menjadi menasional dalam artian yang dahulu hanya kelas rakyat, sekarang dangdut biasa diterima segala lapisan masyarakat. Sementara itu kalo dilihat sejarah munculnya musik barat ke Indonesia dikenal
berbagai macam jenis dan aliran musik.
Tahun 60an ada The Beatles yang merupakan tonggak pemberontakan t erhadap musik-musik klasik. Di Indonesia muncul The Beat les versi Indonesia Koes Plus. Mereka mengusung lagu-lagu pop dengan varian irama, mulai dari slow beat
sampai ke high speed beat.
Pada t ahun 70 80an muncul jenis musik-musik rock at au yang sering diist ilahkan musik cadas. Mulai dari model-model Deep Purple, Rooling Stone, Kiss, dsb. Seiring dengan itu berkembang pula musik-musik pop yang pada dasarnya mudah untuk
didengar dan dinikmati.
Pada era sekarang dekade 2000an ragam musik semakin banyak semakin kompleks dan semakin global. Kreatifitas bermusik menjadi baur atau musik yang enjoy untuk didengar di mix dengan musik musik khas penuh muatan psikologi. Musik dengan kekuatannya memang dapat mempengaruhi psikologi seseorang. Kenyataannya musik-musik yang lumayan berat untuk didengan seperti musik dream t heat re, green day, sucker head, yang rat a-rat a cenderung ke musik art rock
cukup banyak pula peminatnya.
Di Indonesia pun pada dekade terakhir ini banya bermunculan grup grup musik yang masing-masing membawa ciri khas. Padi misalnya lebih ke nuasa art pop rock dan sempat membuat album yang bernuansakan dream theatre. Sheila on 7 lebih pop beat dengan lirik yang sangat digemari anak usia remaja. Termasuk juga
Dewa yang cukup kontroversial dengan beberapa lirik lagunya.
Musik untuk teater
Musikdibutuhkan ketika berteater atau ketika menggarap naskah drama.
Musik yang mana atau musik yang bagaimana itu yang sering menjadi persoalan dan
perdebatan. Selama ini teater (seni pertunjukan) yang kita kenal
(tradisional/modern-menurut kita- ) butuh musik. Musik yang diatonik maupun
pentatonik dibutuhkan teater. Musik merupakan salah satu unsur teater..Teater mana yang butuh musik? Teater yang bagaimana yang butuh musik? Artinya sebelum berkenalan dengan musik harus berkenalan dengan teater. Atau mungkin sebaliknya. Jawabannya boleh musik dahulu, boleh teater dahulu. Hasilnya? Pasti
berbeda.
Musik yang biasa saja, yang sering kita dengar lewat kaset, cd, vcd,
dibutuhkan teater. Musik yang luar biasa, yang aneh, yang sulit, yang monoton, yang
kita ciptakan sendiri dan tidak pernah kita dengar lewat kaset, cd, dan vcd
dibutuhkan teater. Ada beberapa proses yang harus dilakukan saat menggarap
musik teater yaitu:
1.Pelajari naskah, jika ada naskah. Jika tidak ada naskah, pahami ceritanya.
2.Ketahui perpindahan adegan/ peristiwa-peristiwanya termasuk progres nya
3.Ketahui waktu dan suasana masing-masing adegan/ peristiwa
4.Pahami karakter masing-masing tokoh
5. Buat formulasi musik yang sesuai dengan naskah (waktu, suasana,
lingkungan cerita/peristiwa dan karakter tokoh)
Semudah inikah musik teater? Jawabannya Ya. Namun ada beberapa catatan dari
beberapa dan berbagai pengalaman antara lain:
1.Sesuaikan kemampuan ketrampilan bermusik dalam membuat formulasi.
Jangan dipaksakan.
2.Pelajari karakt er bunyi-bunyian sebagai dasar musik t eater. Bunyi yang kecil,
lembut akan menciptakan suasana tertentu yang berbeda dengan bunyi
kecil, tetapi keras.Belajarlah pada bunyi alam.
3.Pelajari berbagai karakter alat musik. Jangan fanatik pada alat tertentu. Alat
musik petik akan mencipta suasana tertentu, yang berbeda dengan alat
musik pukul. Alat musik pukul dari besi juga akan berbeda dengan alat musik
pukul dari kayu atau kulit.Belajarlah memainkan berbagai alat musik.
4. Perlu dipahami bahwa musik untuk teater bisa bersifat ilustratif bisa
musikalitas. Ini pertunjukan teater, bukan pertunjukan musik. Walau perlu
diingat juga ada opera/ operet
5.Biasakan bermusik teater dengan kompak/ saling bekerja sama, saling
menghargai, saling mendukung, baik antar sesama pemusik, maupun
pemusik dengan aktor. Jika tidak mampu bekerja sama lebih baik berteater
tanpa musik, atau bermusik yang tak berhubungan dengan teater